Rangkaian mikroprosesor akan meng-output-kan address sesuai address memori atau I-O yang ingin dituju. Untuk address rendah pada mikroprosesor 8088 multiplek dengan data. Untuk membedakan address atau data dibantu oleh sinyal kontrol ALE yang menandakan mikroprosesor meng-output-kan address bukan data dan sebaliknya mikroprosesor akan meng-output-kan sinyal kontrol DEN jika mikroprosesor mau melakukan transfer atau receive data ke memori atau I-O. Data di transfer atau di receive dapat diketahui dari sinyal kontrol yang di-output-kan oleh mikrorposesor yaitu DT/-R. Selain itu mikroprosesor juga meng-output-kan sinyal-sinyal kontrol seperti RD, WR, INT, DT/-R, dan IO/-M yang akan dipakai pada rangkaian aplikasi. IC 8284 merupakan pembangkit clock dan juga sinyal-sinyal kontrol lainnya seperti Ready dan Reset. Kristal 14,138 MHz digunakan untuk menghasilkan frekuensi clock yaitu 1/3 kristal yang diinputkan ke mikroprosesor melewati pembangkit sinyal pulsa IC 8284. Untuk operasi Reset melalui rangkaian Reset yang d-iinput-kan ke mikroprosesor melalui IC 8284 yang aktif rendah.
1. Buatlah rangkaian mikroprosesor yang dilengkapi rangkaian pembangkit sinyal clock dan rangkaian Reset.
Adapun Rangkaian latch dan buffer adalah seperti gambar 13.
Untuk menghubungkan address ke memori atau I-O maka diperlukan pemisahan address rendah yang multiplek dengan data dengan memakai rangkaian latch dan buffer. Rangkaian latch akan selalu aktif dengan terhubungnya ke ground kaki LE maka untuk bekerjanya IC latch ini diperlukan sinyal kontrol yang di-input-kan ke kaki –OE. Pin -OE mendapat input dari pin ALE yang merupakan sinyal kontrol yang artinya pin ini akan aktif setiap mikroprosesor meng-output-kan address. Sedangkan untuk memisahkan data dengan address maka dipakai IC buffer. IC buffer diaktifkan melewati pin –E yang mendapat sinyal kontrol DEN yang artinya mikroprosesor melakukan akses data (Read atau Write). Sesudah itu IC buffer akan bekerja dengan menerima sinyal kontrol DT/-R dari mikroprosesor. Apabila mendapatkan sinyal kontrol DT yang berlogika 1 ke pin DIR dari IC buffer maka data dilewatkan dari mikrorposesor ke memori atau I-O dan sebaliknya jika sinyal kontrol –R yang berlogika 0 ke pin DIR dari IC buffer maka data dilewatkan dari memori atau I-O ke mikroprosesor.
3.3 Rangkaian Decoder Sinyal Kontrol RD Dan WR
Adapun rangkaian untuk menghasilkan sinyal kontrol RD dan WR adalah seperti gambar 14. Rangkaian decoder ini berfungsi memisahkan sinyal RD dan WR untuk Memori yaitu MEMR dan MEMW serta untuk I-O yaitu IOR dan IOW. Dengan input IO/-M ke kaki C dari IC 74LS138 maka output-nya langsung menghasilkan sinyal kontrol RD dan WR terpisah untuk memori atau I-O.
Gambar 14 Rangkaian decoder untuk sinyal kontrol MEMR, MEMW, IOR dan IOW
3.4 Rangkaian Memori Dan Decoder Memori
Adapun Rangkaian memori dan decoder memori adalah seperti gambar 15.
Gambar 15 Rangkaian Memori dan decoder memori
Mikroprosesor yang akan berhubungan dengan RAM atau ROM dipisahkan oleh rangkaian decoder IC 74LS138. Jika mikroprosesor berhubungan dengan RAM maka mikroprosesor akan mengeluarkan address RAM yang masuk ke IC decoder 74LS138 dan decoder akan meng-output-kan Y0 aktif (sesuai rancangan, address A17, A18, A19 di-input-kan ke A, B, C dari IC decoder) rendah ke –CS RAM 6116 seperti terlihat pada gambar 15. Dan sebaliknya jika mikroprosesor berhubungan dengan ROM maka mikroprosesor akan mengeluarkan address ROM yang masuk ke IC decoder 74LS138 dan decoder akan meng-output-kan Y7 aktif (sesuai rancangan, address A17, A18, A19 di-input-kan ke A, B, C dari IC decoder) rendah ke –CS ROM 27128 Perancangan decoder untuk memori akan dibahas pada bab aplikasi.
3.5 Rangkaian I-O Dan Decoder I-O
Adapun rangkaian I-O dan decoder I-O adalah seperti gambar 16.
Setiap komponen I-O harus diberi address. Misalkan, ada tiga komponen I-O yang yaitu PPI 8255, PIT 8253 dan PIC 8259 seperti gambar 10 maka untuk membedakannya dapat dibuatkan rangkaian decoder dengan memakai IC decoder 74139 yang keluarannya ada empat seperti gambar 10 diatas. Perancangan rangkaian decoder I-O akan dibahas pada bab aplikasi.
Gambar 16 Rangkaian I-O dan decoder I-O
4. BAB IV Komponen Pendukung
Teori dasar tentang komponen pendukung dapat dilihat pada buku teknik interface.
4.1 PPI 8255 (Programmable Peripheral Interface)
Untuk hubungan input-output, mikroprosesor memerlukan suatu rangkaian interface. Interface menggunakan IC Programmable Peripheral Interface (PPI) 8255 yang mempunyai 3 port dengan masing-masing berkapasitas 8-bit. Jika dalam merancang sistem minimum 8088 ternyata memerlukan interface lebih dari 3 port maka dapat ditambahkan IC PPI 8255 sesuai kebutuhan dengan menambahkan rangkaian decoder-nya seperti gambar 17.
Gambar 17 Rangkaian interface menggunakan 2 buah IC 8255 dengan rangkaian decoder-nya
4.2 PIC 8259 (Programmable Interrupt Controller)
Adapun rangkaian PIC adalah seperti pada gambar 7. PIC 8259 mempunyai 8 masukan interupsi aktif rendah yaitu: IR0 sampai dengan IR7, seperti gambar 18.
Gambar 18 Rangkaian PIC 8259
Penjelasan Inisialisasi dapat dilihat pada buku teknik Interface.
4.3. AD/DA Converter (Analog to Digital / Digital to Analog Converter)
5.3.1 4.3.1. Analog to Digital Converter (ADC)
Rangkaian ADC adalah untuk merubah besaran analog menjadi besaran digital, misalnya masukan analog berupa besaran listrik hasil dari sensor suhu. Adapun rangkaian ADC seperti pada gambar 19.
Gambar 19 rangkaian ADC 0804
4.3.2 Digital to Analog Converter (DAC)
Untuk D/A Converter ini tidak diperlukan sinyal latch sehingga output analog-nya langsung mengikuti perubahan input digital, contoh rangkaiannya seperti pada gambar 20. Rangkaian DAC dapat diaplikasikan untuk mengatur kecepatan motor DC.
Gambar 20 Rangkaian DAC 0808
4.4 Sensor Suhu LM 35
LM 35 adalah sensor temperatur sederhana yang banyak digunakan untuk aplikasi kontrol suhu karena selain harganya cukup murah, linearitasnya cukup bagus. LM35 tidak membutuhkan kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi ±¼°C pada temperatur ruangan dan ±¾°C pada kisaran -55 to +150°C. LM35 dioperasikan pada -55° hingga +150°C, sedangkan LM35C pada -40°C hingga +110°C, dan LM35D pada kisaran 0-100°C. Sensor LM35 bekerja secara linear dimana kenaikan tegangan sebesar 10mV untuk setiap kenaikan suhu 1°C (300mV pada 30 °C). Untuk menggunakan LM35, cukup menhubungkan keluaran dari pin Vout untuk dapat dihubungkan langsung ke ADC (misal ADC 0804 8 bit) seperti gambar 21.
Gambar 21 Rangkaian sensor suhu dengan IC LM335Z
Dikuatkn dg op amp
4.5 Dot Matrik
Dot matrik 5 x 7 adalah satu dot matrik yang berukuran 5 kolom x 7 baris susunan LED. Jadi 1 dot matrik terdapat 35 buah LED seperti gambar 22. Dengan dot matrik 5 x 7 dapat ditampilkan berbagai macam karakter angka, husuf maupun simbol.
Prinsip kerja dot matrik disini menggunakan proses scanning kolom. Scanning kolom adalah mengaktifkan setiap kolom secara bergantian.
Proses pergantian pengaktifan kolom dari kolom 1 sampai kolom 5 begitu cepat dan berulang-ulang sehingga misalkan huruf "A" yang terdiri dari 5 kolom tampak nyala secara bersamaan. Apabila proses scanning kolom dipelankan maka akan terlihat pergeseran penyalaan kolom per kolom.
Gambar 22 Rangkaian dasar dot matrik
4.6. LCD (Liquid Crystal Display)
Untuk aplikasi display selain 7-segment dapat menggunakan LCD. LCD mempunyai RAM sehingga data yang sudah dikirim pada suatu address baris dan kolom tertentu maka dapat dibaca kembali data yang dikirim pada address tersebut dengan mengirim sinyal kontrol RW (pin R/-W) untuk address tersebut. LCD yang digunakan disini adalah display 2 baris 16 kolom karakter yang contoh rangkaiannya adalah seperti gambar 23.
Gambar 23 Rangkaian Display LCD character 2 x 16
4.7 Keypad
Proses pembacaan input dari keypad adalah dengan melakukan proses scanning pada setiap kolom. Cara scanning adalah memberikan logika 0 pada satu kolom dan kolom yang lain berlogika 1 seperti gambar 24.
Gambar 24 rangkaian keypad
Jika keadaan keypad seperti gambar 9 diatas maka akan dapat diketahui apakah tombol 1, 4, 7 atau tombol * yang ditekan dengan mengetahui keluaran dari logika baris. Misalkan, jika tombol 1 ditekan maka baris pertama yang berlogika 0 karena secara rangkaian tombol akan membuat hubungan kolom dan baris dihubung singkat. Kemudian untuk proses scanning yang kedua sama seperti proses scan yang pertama hanya saja dilakukan pada kolom dua. dengan kondisi seperti diatas maka dapat diketahui apakah tombol 2, 5, 8 atau tobol 0 yang sedang ditekan. Dan selanjutnya untuk proses scanning yang ketiga sama seperti proses scan yang pertama dan kedua hanya saja dilakukan pada kolom ketiga. Dalam kondisi ini maka dapat diketahui apakah tombol 3, 6, 9 atau tombol # yang ditekan. Ketiga proses scanning tersebut harus dilakukan secara cepat dengan proses looping atau dengan mempertimbangkan kecepatan menekan tombol oleh tangan.
5. BAB V Perancangan Sistem [Kembali]
Perancangan sistem minimum 8088 adalah perancangan peta memori dan peta I-O. Pada sistem minimum 8088 untuk pemetaan memori dan I-O dapat digabung dalam suatu peta atau dapat juga terpisah. Untuk perancangan peta memori ada dua lokasi address yaitu program disimpan pada lokasi address memori ROM dan data disimpan pada lokasi address RAM. Biasanya ROM dipakai sebuah IC ROM tetapi untuk RAM dapat dipakai lebih dari satu IC RAM, misalkan IC RAM untuk interrupt dan IC RAM untuk data.
5.1 Peta terpisah untuk memori dan I-O
5.1.1 Pemetaan Memori
Dirancang sistem minimum yang menggunakan 2 RAM dan 1 ROM yaitu RAM 6116 (2 KB) dan RAM 6264 (8 KB) dan ROM 27128 (16 KB). Adapun perancangan peta memori ini adalah seperti 25.
Untuk dapat mengakses address dari RAM-0 6116 (2 KB) menggunakan pin A0 sampai dengan pin A10 dan RAM-1 6264 (8 KB) menggunakan pin A0 s/d A12 sedangkan untuk ROM 27128 (16KB) menggunakan pin A0 s/d A13. Dalam membedakan alamat dari ketiga memori tersebut dapat menggunakan address A14 s/d A19. RAM-0 dengan RAM-1 dibedakan dari A14, jika A14 berlogika 0 maka merupakan akses address RAM-0 dan jika A14 berlogika 1 maka merupakan akses address RAM-1. ROM yang ber-address paling tinggi dengan kapasitas 16 KB sehingga address A19 s/d A14 berlogika 1. Rangkaian decoder dapat dirancang untuk membedakan RAM dengan ROM yaitu menggunakan A14 dan A15 seperti rangkaian pada gambar 26.
00000
007FF |
RAM-0 6116 (2 KB)
|
00800
0FFFF |
Kosong |
10000
11FFF |
RAM-1 6264 (8 KB)
|
12000
FBFFF |
Kosong |
FC000
FFFF0
FFFFF |
ROM 27128 (16 KB) |
Jump RESET |
Gambar 25 Peta Memori
5.1.2 Pemetaan I-O
Dirancang sistem minimum yang menggunakan 4 komponen I-O yaitu PPI-0 8255 dan PPI-1 8255, PIT 8253 serta PIC 8259. Untuk PPI 8255 masing-masing membutuhkan 4 kombinasi address (A1 A0 yaitu 0 s/d 3 Byte), PIT 8253 membutuhkan 4 kombinasi address yaitu A1A0 serta PIC 8259 membutuhkan 2 kombinasi address yaitu A0. Adapun perancangan peta I-O ini adalah seperti gambar 27.
Gambar 26 Rangkaian memori dan decoder-nya
00000
00003 |
PPI-0 8255 (4 B)
|
00004
000FF |
Kosong |
00100
00103 |
PPI-1 8255 (4 B)
|
00104
001FF |
Kosong |
00200
00203 00204
003FF |
PIT 8253 (4 B) |
Kosong |
00400
00401 |
PIC 8259 (2 B) |
00402
FFFFF |
Kosong |
Gambar 27 Peta I-O
Untuk dapat mengakses address dari PPI-0 8255 (4 B) menggunakan pin A0 dan A1 dan PPI-1 8255 (4 B) menggunakan pin A0 s/d A1, PPT 8253 (4 B) menggunakan pin A0 s/d A1, sedangkan untuk PIC 8259 (2 B) menggunakan pin A0. Dalam membedakan alamat dari keempat komponen I-O tersebut seperti peta I-O diatas maka digunakan address A2 s/d A19. PPI-0 dengan PPI-1 dibedakan dari A4, jika A4 berlogika 0 maka merupakan akses address PPI-0 dan jika A4 berlogika 1 maka merupakan akses address PPI-1. PIT dapat dibedakan dari komponen I-O yang lain dari pin address A5, jika A5 berlogika 1 dan yang lain (A2 s/d A19) berlogika 0 maka address ini merupakan address PIT. Untuk PIC yang membedakan address-nya dengan komponen lain adalah pin address A6. Rangkaian decoder dapat dirancang untuk membedakan PPI-0, PPI-1,
PIT dan PIC menggunakan A4, A5 dan A6 seperti rangkaian pada gambar 28.
Gambar 28 Rangkaian I-O dan decoder-nya
5.2 Peta gabungan memori dan I-O
Dirancang sistem minimum yang menggunakan 2 RAM dan 1 ROM yaitu RAM 6116 (2 KB) dan RAM 6264 (8 KB) dan ROM 27128 (16 KB) serta 4 komponen I-O yaitu PPI-0 8255 dan PPI-1 8255, PIT 8253 serta PIC 8259. Adapun perancangan peta gabungan memori dan I-O ini adalah seperti 29.
00000
007FF |
RAM-0 6116 (2 KB)
|
00800 0FFFF | Kosong |
10000
10003 |
PPI-0 8255 (4 B)
|
10004 1FFFF | Kosong |
20000
21FFF |
RAM-1 6264 (8 KB)
|
22000 2FFFF | Kosong |
30000
30003 |
PPI-1 8255 (4 B)
|
30004 3FFFF | Kosong |
40000
40003 |
PIT 8253 (4 B) |
40004 4FFFF | Kosong |
50000
50001 |
PIC 8259 (2 B) |
50002 FBFFF | Kosong |
FC000
FFFF0
FFFFF |
ROM 27128 (16 KB) |
Jump RESET |
Gambar 29 Peta Memori
Untuk dapat mengakses address memori dari RAM-0 6116 (2 KB) menggunakan pin A0 sampai dengan pin A10 dan RAM-1 6264 (8 KB) menggunakan pin A0 s/d A12 sedangkan untuk ROM 27128 (16KB) menggunakan pin A0 s/d A13. Sedangkan untuk mengakses address I-O dari PPI-0 8255 (4 B), PPI-1 8255 (4 B), PIT 8253 (4 B) menggunakan pin A1A0 dan PIC 8259 (2 B) menggunakan pin A0. Dalam membedakan alamat dari 3 komponen memori dan 4 komponen I-O tersebut dapat menggunakan address A14 s/d A19. Untuk RAM-0 semua berlogika 0 (A14 s/d A19), RAM-1 hanya A17 yang berlogika 1 dan selain itu berlogika 0 (A14 s/d A19), ROM semua berlogika 1 (A14 s/d A19), PPI-0 hanya A16 yang berlogika 1 dan selain itu berlogika 0 (A14 s/d A19), PPI-1 hanya A17A16 yang berlogika 1 dan selain itu berlogika 0 (A14 s/d A19), PIT hanya A18 yang berlogika 1 dan selain itu berlogika 0 (A14 s/d A19), PIC hanya A18A16 yang berlogika 1 dan selain itu berlogika 0 (A14 s/d A19).
Adapun tabel kebenaran peta memori dan I-O adalah seperti tabel 4. Rangkaian decoder dapat dirancang untuk membedakan ketujuh komponen memori dan I-O tersebut rangkaian pada gambar 30.
Tabel 4 Tabel kebenaran Peta memori dan IO
Tipe memori /
I-O
|
address
|
Alamat
|
A19
|
A18
|
A17
|
A16
|
A15 – A12
|
A11 – A8
|
A7 – A4
|
A3 – A0
|
RAM-0
|
awal
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
(2 KB =7FFH
|
akhir
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0 0 0 0
|
0 1 1 1
|
1 1 1 1
|
1 1 1 1
|
)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0 0 0 0
|
0 x x x
|
x x
x x
|
x x
x x
|
6116
|
|
|
|
|
|
|
RAM-1 (8
|
awal
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
KB =
1FFFH )
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
akhir
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0 0 0 1
|
1 1 1 1
|
1 1 1 1
|
1 1 1 1
|
6264
|
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0 0 0 x
|
x x
x x
|
x x
x x
|
x x
x x
|
ROM (16
|
awal
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1 1 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
KB =
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
akhir
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1 1 1 1
|
1 1 1 1
|
1 1 1 1
|
1 1 1 1
|
3FFFH )
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
27128
|
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1 1 x
x
|
x x
x x
|
x x
x x
|
x x
x x
|
|
Port A
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
PPI-0 PPI
|
Port B
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 1
|
8255
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Port C
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 1 0
|
|
CW
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 1 1
|
|
Port A
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
PPI-1 PPI
|
Port B
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 1
|
8255
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Port C
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 1 0
|
|
CW
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 1 1
|
|
Counter 0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
PIT 8253
|
Counter 1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0
1
|
|
Counter
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 1 0
|
|
2
|
|
|
|
|
|
Reg. Control
|
0 1 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 1 1
|
PIC 8259
|
ICW 1
|
0 1 0 1
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 0
|
ICW 2
|
0 1 0 1
|
0 0 0 0
|
0 0 0
0
|
0 0 0 0
|
0 0 0 1
|
Gambar 30 Rangkaian memori, I-O dan decoder-nya
Address ROM pada sistem mikroprosesor 8088 ditempatkan pada address paling tinggi karena setelah tombol RESET ditekan mikroprosesor 8088 akan menuju ke address FFFF0H. Untuk menuju ke address awal program maka di address FFFF0H s/d FFFFFH diisi dengan program JUMP ke awal program. Adapun perhitungan dalam menentukan address awal JUMP RESET adalah sebagai berikut:
0 komentar:
Posting Komentar