Minggu, 09 Juli 2023

Soal 8.5

Soal 8.5

Buatlah simulasi rangkaian aplikasi mux-demux dengan IC CMOS



1.Tujuan[Kembali]

·                     Mampu mengaplikasikan mux demux kedalam rangkaian percobaan

·                     Mempelajari simulasi rangkaian aplikasi

·                     Mempelajari prinsip kerja rangkaian aplikasi

2.Alat dan Bahan[Kembali]

  •  ALAT
      - Battery (Power Supply)

Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable). 

Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)

Baterai Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering ditemukan di pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D (besar). Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.


Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)

Baterai Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau Rechargeable Battery. Pada prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik adalah sama dengan Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai Sekunder ini dapat berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan dengan menghubungkan beban pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir dari Negatif ke Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger) dihubungkan ke Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis Baterai yang dapat di isi ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan antara lain seperti Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion (Lithium-Ion).


Struktur Battery

elemen baterai


- Generator DC

Generator ialah suatu mesin yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik. 

Tenaga mekanis : memutar kumparan kawat penghantar dalam medan magnet ataupun sebaliknya memutar magnet diantara kumparan kawat penghantar

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut adalah arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC), hal ini tergantung dari susunan atau konstruksi dari generator, serta tergantung dari sistem pengambil arusnya.

Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday :


Dimana:
N = Jumlah Lilitan
0  = Fluksi Magnet
e  = Tegangan Imbas, GGL (Gaya Gerak Listrik)
 

-Power Supply 

 

Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.

-Multimeter


Difungsikan guna mengukur besarnya tegangan listrik yang terdapat dalam suatu rangkaian listrik. Dimana, untuk penyusunannya dilakukan secara paralel sesuai pada lokasi komponen yang sedang diukur.

  •  BAHAN
      -Multiplexer CMOS 4052

A. Konfigurasi pin


-Encoder 74LS147

   
A. Konfigurasi pin


-7 Segment


A. Konfigurasi pin


                             


-Gerbang AND

       



A. Konfigurasi pin 

      -  Pin 7 adalah suplai negatif

      -  Pin 14 adalah suplai positif

      - Pin 1 & 2, 5 & 6, 8 & 9, 12 & 13 adalah input gerbang

       - Pin 3, 4, 10, 11 adalah keluaran gerbang

        B. Spesifikasi  

    - Catu daya : 3 V - 15 V
    - Fungsi : Quad 2-Input AND Gate
    - Propagation delay : 55 ns
    - Level tegangan I/O : CMOS
    - Kemasan : DIP 14-pin

-Gerbang NOT

A. Konfigurasi pin


B. Spesifikasi

We have numbered the NOT Gates by 1, 2, 3, 4, 5, 6.

Pin 1: The pin 1 is the input for 1st NOT Gate.

Pin 2: Pin 2 is the output of 1st NOT Gate.

Pin 3: Pin 3 is connected to the input of the 2nd NOT Gate.

Pin 4: Pin 4 is the output of the 2nd NOT Gate.

Pin 5: Pin 5 is connected to the input of the 3rd NOT Gate.

Pin 6: Pin 6 is connected to the output terminal of the 3rd NOT Gate.

Pin 7: Pin 7 is the ground pin, it is used to provide power supply to the IC.

Pin 8: It is the output pin of the 4th Gate.

Pin 9: It provides the input pin for the 4th Gate.

Pin 10: Output of the 5th Gate is connected to the pin 10

Pin 11: Input of the 5th Gate.

Pin 12: It is connected to the output of the 6th Gate.

Pin 13: The pin 13 is connected to the input of 6th Gate.

Pin 14: It is the Vcc terminal of the IC, it is used to provide the power supply to the IC chip.


-Transistor NPN

A. Konfigurasi PIN 

1. Emitter

2. Base

3. Collector


B. Spesifikasi 

Transistor Polarity                            NPN
Collector Emitter Voltage V(br)ceo            30V
Transition Frequency Typ ft               -
DC Collector Current            800mA
Power Dissipation Pd            500mW
DC Current Gain hFE            100
Operating Temperature Range            -
Transistor Case Style            TO-18
No. of Pins            3
MSL                -

- Resistor


Spesifikasi :

Resistance (Ohms)          : 220 V

Power (Watts)                     : 0,25 W, ¼ W

Tolerance                             : ± 5%

Packaging                           : Bulk

Composition                       : Carbon Film

Temperature Coefficient : 350ppm/°C

Lead Free Status               : Lead Free

RoHS Status                        : RoHs Complient

 
- Relay


 A. Spesifikasi :

  • Trigger Voltage (Voltage across coil) : 5V DC
  • Trigger Current (Nominal current) : 70mA
  • Maximum AC load current: 10A @ 250/125V AC
  • Maximum DC load current: 10A @ 30/28V DC
  • Compact 5-pin configuration with plastic moulding
  • Operating time: 10msec Release time: 5msec
  • Maximum switching: 300 operating/minute (mechanically)
 B. Konfigurasi Pin :
 

Nomor PIN

Nama Pin

Deskripsi

1

Coil End 1

Digunakan untuk memicu (On / Off) Relay, Biasanya satu ujung terhubung ke 5V dan ujung lainnya ke ground

2

Coil End 2

Digunakan untuk memicu (On / Off) Relay, Biasanya satu ujung terhubung ke 5V dan ujung lainnya ke ground

3

Common (COM)

Common terhubung ke salah satu Ujung Beban yang akan dikontrol

4

Normally Close (NC)

Ujung lain dari beban terhubung ke NO atau NC. Jika terhubung ke NC beban tetap terhubung sebelum pemicu

5

Normally Open (NO)

Ujung lain dari beban terhubung ke NO atau NC. Jika terhubung ke NO, beban tetap terputus sebelum pemicu

 
-Diode


- Motor DC


A. Konfigurasi pin


B. Spesifikasi

–Stepper motor tipe bipolar yang bekerja pada tegangan 9V.
– Tipe: bipolar.
– Kondisi: refurbished, sudah diuji @ 9V.
– Tegangan kerja: 12V (new-rated), 259mA.
– Resolusi: 7,5º/step (full step).
– Torsi: 38,2 mN.m (new-rated).


- Op-Amp




A. Konfigurasi  pin

1. Pin1 & Pin5 (Offset N1 & N2) : Pin untuk mengatur tegangan offset jika perlu

2. Pin2 (IN-) : Pin inverting dari Op Amp

3. Pin3 (IN +) : Pin Non inverting Op Amp

4. Pin4 (Vcc-) : Pin ini terhubung ke ground jika tidak rel negatif

5. Pin6 (Output) : Output daya pin Op-amp

6. Pin7 (Vcc +) : Pin ini terhubung ke + ve rail dari supply tegangan

7. Pin8 (NC) : Tidak ada koneksi

B. Spesifikasi
  • Supply tegangan ±18V
  • Perbedaan tegangan input daya adalah ±15V
  • Rasio penolakan mode umum adalah 90dB
  • Amplifikasi tegangan diferensial adalah 200V/mv
  • Arus supply adalah 1.5mA
  • Pin ini dapat diakses dalam berbagai paket seperti paket 8-Pin PDIP, VSSOP, & SOIC


- Potentiometer

Potensiometer - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Spesifikasi:

Resistansi = 10 K Ohm
Toleransi resistensi = ± 5%
Suhu kerja = -55 ° _-+ 125 °
Rotasi Life = 10,000,000 Shaft
Mekanik Perjalanan = 360 ° + 10 °-0 °


-Sensor touch


A. Konfigurasi Pin 

* Pin 1 : Vcc

* Pin 2 : Gnd

* Pin 3 : Vout

B. Spesifikasi 

    Operating voltage 2.0V~5.5V
    Operating current @VDD=3V, no load
    At low power mode typical 1.5uA, maximum 3.0uA
    The response time max 220mS at low power mode @VDD=3V
    Sensitivity can adjust by the capacitance(0~50pF) outside
    Stable touching detection of human body for replacing traditional direct switch key
    Provides Low Power mode
    Provides direct mode、toggle mode by pad option(TOG pin) Q pin is CMOS output
    All output modes can be selected active high or active low by pad option(AHLB pin)
    After power-on have about 0.5sec stable-time, during the time do not touch the key pad, and the function is disabled
    Auto calibration for life at low power mode the re-calibration period is about 4.0sec normally, when key detected touch and released touch, the auto re-calibration will be redoing after about 16sec from releasing key
    The sensitivity of TTP223N-BA6 is better than TTP223-BA6’s. but the stability of TTP223N-BA6 is worse than TTP223-BA6’s.

C. grafik respon


PIR Sensor



A. Konfigurasi pin



B. Spesifikasi 
ItemValue
Input VoltageDC 4.5V ~ 20V
Static Current<50uA
Output Signal0V / 3V (Output high when motion detected)
Sensing Range7 meters (120 degree cone)
Delay time8s ~ 200s (adjustable)
Operating Temperature-15℃ ~ +70℃
Dimensions24mm*32mm*25mm(Height with lens)
Weight6.6g


C. Grafik sensor pir terhadap jarak, kecepatan,arah objek




4.Percobaan[Kembali]

  a.Prosedur percobaan

  • Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian pada proteus,

  • Ujilah rangkaian dengan menekan tombol play. Rangkaian akan berhasil jika led - red menyala.

  • Sambungkan atau rangkai setiap komponen,

  • Tambahkan besar tegangan yang diinginkan,

  • Susunlah komponen pada proteus sesuai dengan rangkaian,

5.Rangkaian simulasi[Kembali]



6.Prinsip kerja[Kembali]

Pada Sensor MQ-2, Apabila Sensor MQ-2 mendeteksi adanya asap  maka sensor  akan aktif ( berlogika 1 ) dan mengalirkan arus dari pin output sensor  ke kaki base transistor . Ini menyebabkan transistor ON dan arus mengalir dari supply ke kaki collector menuju kaki emitter transistor . Sejalan dengan itu, arus juga mengalir pada kumparan (RL1) dan relay pun berpindah yang menyebabkan rangkaian motor menjadi rangkaian tertutup. Battery pun akan menyuplai tegangan sebesar 12 V ke motor DC  hal ini akan menyebabkan motor (berfungsi sebagai tempat keluarnya air). Sensor MQ-2ini saat aktif juga dihubungkan dengan rangkaian multiplexer sehingga saat sensor aktif maka akan ada tampilan angka 1 pada seven segment yg berfungsi sebagai indikator bahwa sensor MQ-2 aktif.
Sedangkan saat sensor tidak mendeteksi asap (berlogika 0) maka tidak akan ada arus yang mengalir sehingga relay tidak menyala dan switch tetap ditempatnya dan pada rangkaian multiplexer saat sensor MQ-2 dalam keadaan off maka akan ada tampilan angka 0 pada seven segment yg berfungsi sebagai indikator bahwa sensor MQ-2 off.

Ketika flame sensor tidak mendeteksi adanya api maka tidak ada arus yang mengalir logicstate(0). Sehingga tegangan pada gate bernilai kurang dari 0,7 V maka transistor tidak aktif maka arus langsung menuju ke kaki ground. sehingga relay mati karna tidak menerima arus. karna relay off maka motor mati karna tidak mendapat tegangan dari battery. Karna flame sensor terhubung dengan rangkaian multiplexer maka saat sensor dalam keadaan off akan ada tampilan angka 0 pada seven segment. Ketika flame sensor mendeteksi api logicstate(1) maka flame sensor akan mengeluarkan tegangan sebesar 5V. Setelah itu mengalir ke resistor. Selanjutnya rangkaian menuju transistor, karena tegangan di gate bernilai 0.76 V maka transistor aktif, dengan aktifnya transitor maka akan ada tegangan mengalir dari suplay sebesar 5V menuju relay. Karena adanya tegangan yang melewati relay maka relay aktif, saklar bergerak ke kanan. Sehingga motor akan mendapatklan suplay dari batterai sebesar 5V dan motor akan berputar. Sensor touch ini saat aktif juga dihubungkan dengan rangkaian multiplexer sehingga saat sensor aktif maka akan ada tampilan angka 2 pada seven segment yg berfungsi sebagai indikator bahwa sensor flame aktif.

Pada NTC, Dengan adanya arus yang melewati NTC maka NTC akan aktif jika suhu (>34)sehingga akan ada tegangan yang keluar dari NTC kemudian diteruskan ke kaki Inverting prinsip kerja dari OP-AMP ini yaitu jika Vi > Vref  maka Vo = -Vsat  dan sebaliknya bila Vi < Vref  maka Vo =+Vsat. kemudian dari OP-AMP akan diteruskan ke resistor dan diteruskan ke kaki base transitor, karna tegangan pada kaki base lebih dari 0.7 V maka transitor akan aktif sehingga akan ada arus yang mengalir dari power supply kemudian ke resistor,lanjut ke relay, setelah itu ke kaki kolektor kemudian ke kaki emiter dan berakhir di ground.Dengan adanya arus yang melewati relay maka relay akan aktif. Dimana relay disini membantu agar kedua motor pada rangkaian dapat bekerja. Jika suhu ruangan yang terbakar sudah dibawah (<=34) maka NTC akan off sehingga tidak ada arus yang mengalir ke OP-AMP maupun ke kaki transitor yang mengakibatkan relay dalam keadaan mati. Dengan matinya relay maka switch pada relay akan berpindah sehingga kedua motor yang hidup tadi akan otomatis mati (sehingga APAR atau air yang berfungsi untuk memadamkan api akan mati) karna suhu pada ruangan telah berada dibawah suhu yang telah ditentukan pada NTC. 

0 komentar:

Posting Komentar